Note : kalau baca pelan pelan, karena penulis juga tidak tergesa gesa
Selamat Membaca :)
Kalau zaman sekarang sih menjadi consumer sangat lazim ya, karena rata rata orang di Indonesia bekerja jam 08.00–17.00, jadi kalau ingin membuat sesuatu karya sendiri juga susah yaa apalagi klo waktu niat niatnya terus lihat tutorial DIY(Do It Yourself) tapi hasilnya tidak sama, membuat emosi saja. Nah aku mau kasih tau nih, kenapa daya konsumsi kita semakin kondisi finansial membaik semakin meningkat juga? Hal itu memang sulit dihindari bagi sebagian orang, karena konsumsi barang barang yang memberi kepuasan emosi memang sudah biasa di kalangan Indonesia, seperti kosmetik, elektronik, mereka akan selalu ada yang lebih baru yang meningkatkan kualitas jadi wajar dong kalau kita tergiur.
Biasanya sih kalau financial membaik hati kita berbisik nih “Jajan yuk, ga ada salahnya apresiasi diri sendiri, ayok beli makeup, skincare” mungkin tidak aku saja yang seperti ini. Gak ada yang salah sama apresiasi diri sendiri tapi harus tahu Batasan, harus di budget berapa, takutnya kan kebablasan dan terjebak di lingkat konsumerisme
Dalam buku ini dijelaskan juga 3 alasan konsumtif
1. Tekanan Sosial
Hal ini terjadi karena menurut psikologi kita memiliki dua identitas,Identitas pribadi dan identitas social. Identitas pribadi adalah identitas yang muncul ketika diri kita melihat diri kita sendiri, dan identitas pribdadi ialah identitas yang muncul atas penilaian orang lain. Contohnya si Melati ini orangnya introvert, tp bekerja sebagai influencer fashion, mau tidak mau dia harus berkomunikasi dengan banyak orang dan stylist.
Kadang lingkungan social membuat diri kita merasa harus up-to-date demi konten yang baik, harus memenuhi ajakan teman teman kita, setelah dipikir piker lagi apakah itu memang perlu? Perlu atau tidak nya kamu sendiri yang tau
2. Insecurity
Menurut jurnal Psychology and Marketing Vol. 19 №5 tahun 2002 “Orang yang meragukan dirinya sendiri dan harga diringa cenderung menjadi realistis” ada beberapa orang yang membeli barang barang mewah hanya untuk memuaskan emosi mereka yaitu dengan mendapat pengakuan dari orang lain, memang sih ada kepuasan emosi, tapi yang perlu dipikirkan adalah apakah kepuasan itu benar benar berlangsung lama?
3. Jebakan Industri
“THE WHOLE INDUSTRY IS DESIGNED TO MAKE YOU SPEND MORE AND MORE”
Konsumtif juga sering dikaitkan dengan kebahagiaan, pernah kan merasa seperti ini “senangnya hp aku baru, senangnya bisa beli ini itu” dan itu berkelanjutan dan akhirnya menjadi adiktif.
Seorang petinggi di Microsoft Indonesia pernah bilang, “Money can’t buy your happiness”
Kita harus melakukan apa sih biar merasa bahagia, sepertinya merasa “bahagia” sekarang tidak semudah waktu kecil dulu, dulu main petak umpet aja sudah bahagia yaa kan.
Beberapa orang ditanya, apasih yang membuat kamu bahagia? Ada yang menjawab makan yang baik, nonton konser di Bandung, tiduran di Kasur Bersama laptop dan Wi-fi yang lancar
Wah, bahagia memang sesederhana itu sih. Tapia da satu hal yang membuat kita jarang merasa bahagia, apakah itu?
Kalau kata Mark Manson sih orang yang merasa kurang puas dan sulit mencapai ketenangan hidup itu mungkin hanya prespektif mereka saja, apakah mereka benar benar nyata seperti itu ataukah lebih fokus kepada hal yang tidak (atau belum) mereka miliki daripada saat ini.
Ada tiga langkah agar kamu merasakan yang Namanya bahagia :
1. CREATE HEALTHY SELF-IMAGE
Mulai dengan dirimu sendiri, kalau ingin bahagia harus kenal dulu dong sama diri sendiri. Kalau ada waktu me time coba deh tanya kepada diri sendiri, apasih yang membuat kamu bahagia, dimulai dari yang sederhana sederhana dulu seperti mainan laptop, main game, bercengkrama sama teman, banyak hal sebenarnya yang tidak tergantung dengan materi dan gengsi, kalau fokusnya pada hal yang tidak/belum dimiliki pasti susah menyadari, ayo fokus dengan saat ini dulu dan kenali dirimu.
Fokus kepada kebahagiaan dirimu sendiri dulu, baru orang lain
2. SELF DEVELOPMENT
Nah di langkah kedua ini dijelaskan bahwa setiap manusia itu memiliki keinginan untuk maju, memaksimalkan potensi diri, dan bisa berpikir positif, tapi bagaimana yaa cara biar bisa seperti itu? Baiklah, aku kasih tau caranya
- Find your passion : kamu harus memiliki suatu kegiatan yang saat kamu melakukannya kamu merasa berdebar debar, meski gagal ingin terus maju, meskipun ada saat saat down yaa, itu wajar sebagai manusia, pasti butuh asupan
3. SHARE THE HAPPINESS
Berbagi dengan orang lain itu bisa membuat lebih bahagia lo, mengapa seperti itu, karena saat kita butuh bahagia dan saat melihat orang lain berbahagia karena kita rasanya lebih bahagia, coba deh kamu lagi iseng nih pegang uang 5000, trus beliin adek ice cream, pasti senyumnya dia tulus, karena bagi dia berharga bagi kita tak seberapa.
Nah, setelah menemukan kebahagiaan kamu harus menemukan goals dalam hidup biar lebih bijak mengalokasikan uang, dan lebih bisa nimbang mana yang kamu bener bener butuhkan dan mana yang tidak
Life goals ada 3 macam :
1. Long Term Goals : cita cita 10 tahun kedepan
2. Middle Term Goals : cita cita 3–5 tahun ke depan
3. Short Time Goals : tujuan yang ingin dicapai dalam satu tahun kedepan
Kalau nulis harus rinci yah, biar sadar ada yang lebih dibutuhkan untuk mimpi kita daripada mengalokasikan uang kepada hal hal yang tidak penting. Ingat #SayangUangnya